MENDIDIK
DENGAN SEPENUH HATI
DAN
MEMBUAT PESERTA DIDIK CEMERLANG
Pendidikan dan pembelajaran dilaksanakan
untuk dapat melakukan perubahan kompetensi seseorang yang dalam kondisi kurang
menjadi yang lebih dan seterusnya. Setiap peserta pendidikan dan pembelajaran
berharap dapat berhasil mencapai kondisi terbaik bagi dirinya.
Untuk
mengetahui tingkat pencapaian kondisi tersebut,maka kita terap kan Indikator
prestasi belajar. Dengan memperhatikan indikator prestasi belajar ini, maka
secara sistematis kita dapat mengkondisikan program kegiatan kita.
A. Indikator
keberhasilan anak dalam pendidikan
Pada saat mengikuti proses pendidikan dan
pembelajaran, anak didik belum mempunyai bekal yang sesuai dengan kebutuhan.
Dan, karena kondisi inilah yang membuat mereka mengikuti proses pendidikan dan
pembelajaran.
Sementara itu ,untuk mengetahui tingakat
keberhasilan anak dalam mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran, maka kita
dapat perhatikan berdasarkan indikator atau kondisi yang telah berhasil dicapai oleh anak didik. Indikator prestasi
belajat anak didik dapat kita lihat berdasarkan beberapa hal berikut,yaitu:
1.
Berubahnya
kompetensi kognitif anak didik
Aspek
kognitif adalah terkait dengan pengetahuan mengenai beberapa konsep terkait
dengan kebutuhan hidup. Indikasi keberhasilan proses pendidikan dan
pembelajaran dapat dilihat dari peningkatan kompetensi kognitif ini. Semakin
bagus peningkatannya,maka semakin berhasil proses pendidikan dan
pembelajarannya.
2.
Berubahnya
kompetensi afektif anak didik
Aspek afektif
adalah aspek yang terkait dengan nilai sikap yang ada di dalam anak didik.
Kompetensi afektik ini merupakan indicator keberhasilan bagi proses pendidikan
dan pembelajaran. Dengan memperhatikan tingkat perubahan yang terjadi pada
kompetensi afektif ini, maka kita mngetahui tingkat keberhasilan proses.
3.
Berubahnya
kompetensi psikomotor anak didik
Aspek psikomotor adalah aspek yang terkait
dengan kompetensi keterampilan anak didik. Aspek psikomotor sangat penting
dalam proses pendidikan dan pembelajaran sebab aspek ini merupakansalah satu
indikator prestasi belajar anak didik.
B. Hal
yang Dilakukan Guru
Untuk mencapai
keberhasilan proses belajar anak didik sesuai dengan indicator yang sudah
ditentukan,maka guru seharusnya melakukan beberapa hal berikut,yaitu:
1.
Jangan
hanya mengajar,tetapi juga harus mendidik
Pada saat
malaksanakan tugas dan kewajiban profesinya,seorang guru tidak hanya bertugas
sebagai pengajar melainkan juga sebagai pendidik. Artinya guru harus melakukan
tugas profesinya dengan seimbang antara mengajar dan mendidik.
2.
Mengajar
dan mendidik dengan sepenuh hati
Mendidik dan
mengajar memang merupakan satu paket proses yang tidak dapat kita pisahkan satu
terhadap lainnya. Dan, untuk dapat mencapai tujuan pendidikan maka indicator
prestasi belajar harus di imbangi dengan upaya atau langkah konkrit untuk
mencapai kondisi tersebut.
Guru yang mengajar dengan hati, akan mampu menarik
hati anak didiknya. Biasanya mereka adalah contoh guru-guru idola.Guru
yang kreatif biasanya dimulai dari kecintaan pada ilmunya. Guru idola
adalah guru yang selalu dinanti. Guru sejati senang jika melihat muridnya
bahagia dan sukses, bukan senang melihat anak didiknya tertekan.
C.
Mendidik dengan
Keteladanan
Kata mendidik, mempunyai makna yang lebih
dalam karena selain guru mempunyai tugas untuk mengajar tapi mereka juga
memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan anak muridnya menjadi seorang manusia
yang lebih berbudi luhur.
Keteladanan hendaknya
diartikan dalam arti luas, yaitu berbagai ucapan, sikap, perilaku yang melekat
pada pendidik. Jika hal ini telah dilakukan dan dibiasakan dengan baik sejak
awal, maka akan memiliki arti penting dalam membentuk karakter sebagai seorang
guru yang mendidik.
Ada 3 unsur agar
seseorang dapat diteladani
1.
Kesiapan untuk dinilai
Kesiapan untuk dinilai
berarti adanya kesiapan menjadi cermin bagi dirinya maupun orang lain.
2.
Memiliki integritas
Integritas adalah adanya
kesamaan antara ucapan dan tindakan atau satunya kata dan perbuatan. Inti dari
integritas adalah terletak pada kualitas istiqomahnya. Sebagai pengejawantahan
istiqomah adalah berupa komitmen dan konsistensi terhada profesi yang
diembannya.
3.
Pendidik yang dapat diteladani berarti dia juga dapat menjadi
cermin orang lain.
D.
Meningkatkan Kualitas Guru
Bagaimana cara terbaik
untuk meningkatkan kualitas guru demi tercapainya kualitas sumber daya manusia
yang tinggi, yang sedang mereka bimbing sekarang ini. Ada cara-cara sebagai
berikut :
1.
Pemerintah diharapkan
dapat meningkatkan perhatiannya pada masalah pendidikan bangsa ini, karena
tanpa bantuan pemerintah siapapun yang berusaha untuk mengubah keadaan tidak
akan mendapatkan hasil yang baik.
2.
Perbanyak program
beasiswa yang berkualitas untuk mendapatkan guru yang berkualitas tinggi.
3.
Pendapatan guru wajib
ditingkatkan terutama mereka yang telah rela mengajar murid sekolah di berbagai
tempat terpencil.
4.
Penghargaan dan
perhatian sekecil apapun pada para guru akan menyentuh hati mereka untuk lebih
menyayangi anak didiknya, sehingga secara otomatis guru akan memberikan
perhatian lebih pada para murid.
Ada baiknya mulai sekarang kta lebih
memperhatikan keberadaan seorang guru, karena merekalah anak kita bisa menjadi
manusia yang lebih berguna di masa depan.
E.
Konsep Pendidikan Bagi
Peserta Didik yang Cemerlang
1. Kebutuhan Jasmani Pada
Anak Usia SD
Sesuai dengan
perkembangan fisik anak usia SD yang bersifat individual,pada masa tumbuh
kembang tersebut,kebutuhan anak akan bervariasi misalnya seperti porsi makanan
dan minuman meningkat karena perkembangan tumbuh dan juga kognitifnya,anak usia
SD membutuhkan makanan yang bergizi sehingga perkembangan fisik dan intelektualnya
tidak terhambat.
2.
Kebutuhan Anak Kasih
Sayang
Pada tahap perkembangan sosial anak usia SD terutama
yang duduk dikelas tinggi SD, sudah ingin memiliki teman-teman tetap.
Perkembangan tersebut juga sejalan dengan kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi
teman. Tidak hanya rasa kasih kepada teman saja, tetapi juga sudah ada
kebutuhan untuk memberikan rasa cinta terhadap sesuatu benda. Pada masa ini, anak-anak sangat sensitive dan
mudah mengenali sikap pilih kasih dan mengenali ketidakadilan. Sehingga disini
guru harus bertindak bijaksana dan proposional dalam memutuskan suatu tindakan.
3.
Kebutuhan Untuk
Memiliki
Pada masa usia di kela-kelas rendah di SD, anak-anak
sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian. Namun demikian,
anak-anak dikelas rendah di SD masih suka memuji diri sendiri, dan
membanding-bandingkan dirinya dengan teman. Sehingga kebutuhan untuk memiliki
dan dimiliki masih dominan. Artinya, segala sesuatu baik teman-teman disekolah
maupun guru dipandang sebagai punya dirinya sendiri, sehingga kadang-kadang
anak usia ini suka meremehkan atau mengacuhkan pendapat teman atau guru.
4.
Kebutuhan Aktualisasi
Diri
Kebutuhan
ini relatif lebih abstrak dan kompleks, dan merupakan kebutuhan tingkat tinggi
yang pada dasarnya merupakan perkembangan kebutuhan-kebutuhan sebelumnya.
Kebutuhan ini terasa dominan pada anak-anak usia kelas tinggi di SD.
Pada usia tersebut,anak-anak mulai ingin
merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga anak berusaha memenuhi
kebutuhan tersebut dengan sikap persaingan, atau berusaha mewujudkan
keinganannya yang biasanya terdengar sangat tinggi dan muluk seperti ingin jadi
juara tinju,pembalap formula,astronot dah sebagainya.
DeCecco dan
Grawford (1974) mengajukan peranan guru untuk memberikan dan meningkatkan
motivasi siswa, yaitu:
1.
Membangkitkan
semangat siswa
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus
selalu peka terhadap perubahan kebutuhan siswa. Oleh karena itu guru bisa
menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa tidak menjadi bosen. Penting
diperhatikan bahwa mengajak dan menjaga agar siswa tetap belajar adalah tugas
guru dalam rangka menjaga semangat belajar. Siswa dapat diajak bersama-sama
memikirkan dan melakukan proses pembelajaran yang telah direncanakan guru. Oleh
karena itu penting pula bagi guru untuk mengetahui keadaan awal para siswa.
2.
Memberikan
harapan yang realistis
Guru tidak hanya harus menjelaskan harapan
yang realistis yang dapat dicapai siswa dengan keadaan perbedaan
siswa-siswanya, tetapi juga harus dapat memodifikasi atau merubah
harapan-harapan yang tidak realistis yang dibebankan kepada siswa. Oleh karena
itu sebaiknya guru mempunyai data tentang kemajuan akademis siswanya sejak awal
sekolah. Kegagalan-kegagalan dibidang apa saja yang sudah dialami siswanya,
sehingga guru dapat mengukur harapan yang realistis bagi siswanya.
3.
Memberikan
insentif
Bila siswa banyak membuat
keberhasilan-keberhasilan, guru perlu memberikan insentif berupa penghargaan,
pujian, hadiah, atau kata-kata yang manis. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk
berusaha mengulangi perbuatan yang positif tersebut. Sehubungan dengan
pemberian insentif, pemberian umpan balik oleh guru terhadap hasil kerja siswa,
akan sangat berguna untuk meningkatkan upaya siswa bekerja lebih baik lagi.
4.
Memberi
penghargaan
Guru
memberikan penghargaan terhadap siswa yang berprestasi, supaya siswa dapat
termotivasi untuk meningkatkan prestasinya.