BERBAGI

BERBAGI
"WELCOME"

Minggu, 20 Mei 2012

mendidik dengan sepenuh hati & membuat peserta didik cemerlang

MENDIDIK DENGAN SEPENUH HATI
DAN MEMBUAT PESERTA DIDIK CEMERLANG
 
Pendidikan dan pembelajaran dilaksanakan untuk dapat melakukan perubahan kompetensi seseorang yang dalam kondisi kurang menjadi yang lebih dan seterusnya. Setiap peserta pendidikan dan pembelajaran berharap dapat berhasil mencapai kondisi terbaik bagi dirinya.
Untuk mengetahui tingkat pencapaian kondisi tersebut,maka kita terap kan Indikator prestasi belajar. Dengan memperhatikan indikator prestasi belajar ini, maka secara sistematis kita dapat mengkondisikan program kegiatan  kita.
A.      Indikator keberhasilan anak dalam pendidikan
Pada saat mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran, anak didik belum mempunyai bekal yang sesuai dengan kebutuhan. Dan, karena kondisi inilah yang membuat mereka mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran.
Sementara itu ,untuk mengetahui tingakat keberhasilan anak dalam mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran, maka kita dapat perhatikan berdasarkan indikator atau kondisi yang telah  berhasil dicapai oleh anak didik. Indikator prestasi belajat anak didik dapat kita lihat berdasarkan beberapa hal berikut,yaitu:
1.        Berubahnya kompetensi kognitif anak didik
Aspek kognitif adalah terkait dengan pengetahuan mengenai beberapa konsep terkait dengan kebutuhan hidup. Indikasi keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran dapat dilihat dari peningkatan kompetensi kognitif ini. Semakin bagus peningkatannya,maka semakin berhasil proses pendidikan dan pembelajarannya.
2.        Berubahnya kompetensi afektif anak didik
Aspek afektif adalah aspek yang terkait dengan nilai sikap yang ada di dalam anak didik. Kompetensi afektik ini merupakan indicator keberhasilan bagi proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan memperhatikan tingkat perubahan yang terjadi pada kompetensi afektif ini, maka kita mngetahui tingkat keberhasilan proses.
3.        Berubahnya kompetensi psikomotor anak didik
Aspek psikomotor adalah aspek yang terkait dengan kompetensi keterampilan anak didik. Aspek psikomotor sangat penting dalam proses pendidikan dan pembelajaran sebab aspek ini merupakansalah satu indikator prestasi belajar anak didik.
B.       Hal yang Dilakukan Guru
Untuk mencapai keberhasilan proses belajar anak didik sesuai dengan indicator yang sudah ditentukan,maka guru seharusnya melakukan beberapa hal berikut,yaitu:
1.        Jangan hanya mengajar,tetapi juga harus mendidik
Pada saat malaksanakan tugas dan kewajiban profesinya,seorang guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar melainkan juga sebagai pendidik. Artinya guru harus melakukan tugas profesinya dengan seimbang antara mengajar dan mendidik.
2.             Mengajar dan mendidik dengan sepenuh hati
Mendidik dan mengajar memang merupakan satu paket proses yang tidak dapat kita pisahkan satu terhadap lainnya. Dan, untuk dapat mencapai tujuan pendidikan maka indicator prestasi belajar harus di imbangi dengan upaya atau langkah konkrit untuk mencapai kondisi tersebut.
Guru yang mengajar dengan hati, akan mampu menarik hati anak didiknya. Biasanya mereka adalah contoh guru-guru idola.Guru yang kreatif biasanya dimulai dari kecintaan pada ilmunya. Guru idola adalah guru yang selalu dinanti. Guru sejati senang jika melihat muridnya bahagia dan sukses, bukan senang melihat anak didiknya tertekan.
C.      Mendidik dengan Keteladanan
Kata mendidik, mempunyai makna yang lebih dalam karena selain guru mempunyai tugas untuk mengajar tapi mereka juga memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan anak muridnya menjadi seorang manusia yang lebih  berbudi luhur.
              Keteladanan hendaknya diartikan dalam arti luas, yaitu berbagai ucapan, sikap, perilaku yang melekat pada pendidik. Jika hal ini telah dilakukan dan dibiasakan dengan baik sejak awal, maka akan memiliki arti penting dalam membentuk karakter sebagai seorang guru yang mendidik.
          Ada 3 unsur agar seseorang dapat diteladani
1.        Kesiapan untuk dinilai
Kesiapan untuk dinilai berarti adanya kesiapan menjadi cermin bagi dirinya maupun orang lain.
2.        Memiliki integritas
Integritas adalah adanya kesamaan antara ucapan dan tindakan atau satunya kata dan perbuatan. Inti dari integritas adalah terletak pada kualitas istiqomahnya. Sebagai pengejawantahan istiqomah adalah berupa komitmen dan konsistensi terhada profesi yang diembannya.
3.        Pendidik yang dapat diteladani berarti dia juga dapat menjadi cermin orang lain.
D.      Meningkatkan Kualitas Guru
Bagaimana cara terbaik untuk meningkatkan kualitas guru demi tercapainya kualitas sumber daya manusia yang tinggi, yang sedang mereka bimbing sekarang ini. Ada cara-cara sebagai berikut :
1.        Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan perhatiannya pada masalah pendidikan bangsa ini, karena tanpa bantuan pemerintah siapapun yang berusaha untuk mengubah keadaan tidak akan mendapatkan hasil yang baik.
2.        Perbanyak program beasiswa yang berkualitas untuk mendapatkan guru yang berkualitas tinggi.
3.        Pendapatan guru wajib ditingkatkan terutama mereka yang telah rela mengajar murid sekolah di berbagai tempat terpencil.
4.        Penghargaan dan perhatian sekecil apapun pada para guru akan menyentuh hati mereka untuk lebih menyayangi anak didiknya, sehingga secara otomatis guru akan memberikan perhatian lebih pada para murid.
Ada baiknya mulai sekarang kta lebih memperhatikan keberadaan seorang guru, karena merekalah anak kita bisa menjadi manusia yang lebih berguna di masa depan. 
E.       Konsep Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Cemerlang 
1.        Kebutuhan Jasmani Pada Anak Usia SD
Sesuai dengan perkembangan fisik anak usia SD yang bersifat individual,pada masa tumbuh kembang tersebut,kebutuhan anak akan bervariasi misalnya seperti porsi makanan dan minuman meningkat karena perkembangan tumbuh dan juga kognitifnya,anak usia SD membutuhkan makanan yang bergizi sehingga perkembangan fisik dan intelektualnya tidak terhambat.
2.        Kebutuhan Anak Kasih Sayang
Pada tahap perkembangan sosial anak usia SD terutama yang duduk dikelas tinggi SD, sudah ingin memiliki teman-teman tetap. Perkembangan tersebut juga sejalan dengan kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi teman. Tidak hanya rasa kasih kepada teman saja, tetapi juga sudah ada kebutuhan untuk memberikan rasa cinta terhadap sesuatu benda. Pada masa ini, anak-anak sangat sensitive dan mudah mengenali sikap pilih kasih dan mengenali ketidakadilan. Sehingga disini guru harus bertindak bijaksana dan proposional dalam memutuskan suatu tindakan.
3.        Kebutuhan Untuk Memiliki
Pada masa usia di kela-kelas rendah di SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian. Namun demikian, anak-anak dikelas rendah di SD masih suka memuji diri sendiri, dan membanding-bandingkan dirinya dengan teman. Sehingga kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki masih dominan. Artinya, segala sesuatu baik teman-teman disekolah maupun guru dipandang sebagai punya dirinya sendiri, sehingga kadang-kadang anak usia ini suka meremehkan atau mengacuhkan pendapat teman atau guru.
4.        Kebutuhan Aktualisasi Diri
            Kebutuhan ini relatif lebih abstrak dan kompleks, dan merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang pada dasarnya merupakan perkembangan kebutuhan-kebutuhan sebelumnya. Kebutuhan ini terasa dominan pada anak-anak usia kelas tinggi di SD.
Pada usia tersebut,anak-anak mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga anak berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan sikap persaingan, atau berusaha mewujudkan keinganannya yang biasanya terdengar sangat tinggi dan muluk seperti ingin jadi juara tinju,pembalap formula,astronot dah sebagainya.
DeCecco dan Grawford (1974) mengajukan peranan guru untuk memberikan dan meningkatkan motivasi siswa, yaitu:
1.    Membangkitkan semangat siswa
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus selalu peka terhadap perubahan kebutuhan siswa. Oleh karena itu guru bisa menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa tidak menjadi bosen. Penting diperhatikan bahwa mengajak dan menjaga agar siswa tetap belajar adalah tugas guru dalam rangka menjaga semangat belajar. Siswa dapat diajak bersama-sama memikirkan dan melakukan proses pembelajaran yang telah direncanakan guru. Oleh karena itu penting pula bagi guru untuk mengetahui keadaan awal para siswa.
2.      Memberikan harapan yang realistis
Guru tidak hanya harus menjelaskan harapan yang realistis yang dapat dicapai siswa dengan keadaan perbedaan siswa-siswanya, tetapi juga harus dapat memodifikasi atau merubah harapan-harapan yang tidak realistis yang dibebankan kepada siswa. Oleh karena itu sebaiknya guru mempunyai data tentang kemajuan akademis siswanya sejak awal sekolah. Kegagalan-kegagalan dibidang apa saja yang sudah dialami siswanya, sehingga guru dapat mengukur harapan yang realistis bagi siswanya.
3.      Memberikan insentif
Bila siswa banyak membuat keberhasilan-keberhasilan, guru perlu memberikan insentif berupa penghargaan, pujian, hadiah, atau kata-kata yang manis. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk berusaha mengulangi perbuatan yang positif tersebut. Sehubungan dengan pemberian insentif, pemberian umpan balik oleh guru terhadap hasil kerja siswa, akan sangat berguna untuk meningkatkan upaya siswa bekerja lebih baik lagi.
4.      Memberi penghargaan
            Guru memberikan penghargaan terhadap siswa yang berprestasi, supaya siswa dapat termotivasi untuk meningkatkan prestasinya.

wawasan nusantara

1.      Pengertian dan Hakekat Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Pertahanan Keamanan. Sebagaimana kita ketahui indonesia merupakan negara kepulauan, dengan bermacam-macam adat istiadat, budaya, agam bahkan bahasa. Disamping itu kekayaan alam yang berlimpah menjadikan indonesia sebagai negara yang cukup dipandang dimata dunia. Dengan demikian itu dituntut turut berperan aktif untuk menjaga, membela dan berjuang demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.      Geopolitik dan Geostrategi
a.       Pengertian Geopolitik.
Geopoltik adalah doktrin negara yang manitikberatkan soal-soal strategi perbatasan. Ruang hidup bangsa dan tekanan-tekanan kekuasaan dan sosial yang rasial mengharuskan pembagian baru kekayaan alam di dunia. Geopolitik adalah landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan mendapatkan ruang hidup.
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai denga peri kemanusiaan dan peri keadilan. Bangsa yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut faham perang dan damai : ” Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”.

b.      Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia
Wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran mengenai kekuasaan dan adu domba, karena hal tersebut mengandung benih-benih persengketaan dan ekspansionisme. Ajaran wawasan nasional bangsa Indonesia menyatakan bahwa : Ideologi digunakan sebagai landasan idiil dalam menentukan politik nasional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi geografis Indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia dapat menjamin kepentingan bangsa dan negaranya ditengah-tengah perkembangan dunia.
Dalam hubungan internasional, bangsa Indonesia berpijak pada paham kebangsaan (nasionalisme) yang membentuk suatu wawasan kebangsaan dengan menolak pandangan chauvisme. Bangsa Indonesia selalu terbuka untuk menjalin kerjasama antar bangsa yang saling menolong dan saling menguntungkan. Semua ini dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia yang abadi. Dalam menentukan, membina, dan mengembangkan wawasan nasionalnya, bangsa Indonesia menggali dan mengembangkan dari kondisi nyata yang terdapat di lingkungan Indonesia sendiri.
Wawasan nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa indonesia yang berlandaskan falsafah Pancasila dan pandangan geopolitik Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu, pembahasan latar belakang filosofis sebagai pemikiran pembinaan dan pengembangan wawasan nasional Indonesia ditinjau dari :
1)      Latar Belakang Pemikiran beradasarkan Falsafah Pancasila
2)      Latar belakang pemikiran aspek kewilayahn Nusantara
3)      Latar belakang pemikiran aspek Sosial Budaya bangsa Indonesia
4)      Latar belakang aspek Kesejarahan bangsa Indonesia.
c.       Pengertian Geostrategi
Geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan keinginan politik. Sebagai contoh pertimbangan geostrategis untuk negara dan bangsa Indonesia adalah kenyataan posisi silang Indonesia dari berbagai aspek, disamping aspek aspek geografi juga dari aspek .
Aspek demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam. Posisi silang Indonesia tersebut dapat di rinci sebagai berikut :
1)      Geografi  : wilayah Indonesia terletak diantara dua benua, Asia dan Australia; serta diantara samudra Pasifik dan samudra Hindia.
2)      Demografi : penduduk Indonesia terletak di antara penduduk jarang di selatan
 (Australia) dan penduduk padat diutara (RRC dan Jepang)
3)      Ideologi    : ideologi Indonesia (Pancasila) terletak diantara liberalisme      diselatan (Australia dan Selandia Baru) dan komunisme di utara (RRC, Vietnam dan Korea Utara).
4)      Politik : Demokrasi Pancasila terletak diantara demokrasi liberal di selatan dan demokrasi rakyat ( diktatur proletar) di utara.
5)      Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak diantara ekonomi Kapitalis dan selatan Sosialis di utara.
6)      Sosial : Masyarakat Indonesia terletak diantara masyarakat individualisme di selatan dan masyarakat sosialisme di utara.
7)      Budaya : Budaya Indonesia terletak diantara budaya Barat di selatan dan budaya Timur di utara.
8)      Hankam : Geopolitik dan geostrategis Hankam (Pertahanan dan Keamanan) Indonesia terletak diantara wawasan kekuatan maritim di selatan dan wawasan kekuatan kontinental di utara.
Dengan demikian geostrategis adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utama.
3.      Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara
a.      Kedudukan
1)      Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai serta mewujudkan cita- cita dan tujuan nasional.
2)      Wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasinya sebagai berikut:
a)      Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idiil.
b)      Undang undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
c)      Wawasan nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan visional.
d)     Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional atau sebagai kebijaksanaan nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.
b.      Fungsi
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu- rambu dalam menentukan segala jenis kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c.       Tujuan
Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mementingkan kepentingan nasional dari pada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok, suku bangsa,atau daerah.
4.      Hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Dalam penyelenggaraan kehidupan nasional agar tetap mengarah pada pencapaian tujuan nasional diperlukan suatu landasan dan pedoman yang kokoh berupa konsepsi wawsan nasional untuk mewujudkan aspirasi bangsa serta kepentingan dan tujuan nasional.
Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa wawasan nusantara dan ketahanan nasional merupakan dua konsepsi dasar yang saling mendukung sebagai pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan berkembang seterusnya.

perkembangan akal, motorik dan spiritual peserta didik


PERKEMBANGAN
AKAL, MOTORIK DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK

A.      Perkembangan
Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses menuju kedepan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan perubahan yang sedikit banyak berisifat tetap dan tidak dapat diulang. Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubuahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju.
B.       Tridimensi Peserta Didik
Dari sisi pandangan positif, manusia adalah makhluk Tuhan yang paling mulia, berakal, berbudi, insan beradab, paling potensial untuk berkembang, dan sebagainya. Sedangkan dalam pandangan negatif, sebagian manusia merupakan makhluk paling rakus, penggunaan teknologi yang kejam, penguras sumber daya alam yang tamak, pembisnis yang curang, dan lain sebagainya. Disinilah tugas pendidikan sangat berperan penting yaitu mengoptimasi potensi peserta didik dari negatif ke positif serta meningkatkan dan memapankan perilaku positif yang dimiliki.
Menurut pemikiran filsuf Kuno, Bas van Rijken (2009) berpendapat bahwa manusia termasuk peserta didik yang terdiri dari unsur atau dimensi yaitu fisik, nurani dan pikiran (akal). Sebagai manusia biasa, peserta didik itu beragam, baik secara fisik, nurani maupun penalarannya. Kemampuan dalam mengembangkan ketiga aspek tersebut pun beragam. Keragaman ini dipandang mendorong layanan pendidikan untuk harus menjadikannya sebagai “seni” dalam bertindak untuk pembelajaran kepada mereka.  Peserta didik yang lemah secara fisik dapat menginspirasikan layanan pendidikan untuk melakukan penguatan.
C.      Dimensi Motorik (fisik) Peserta Didik
Fisik sesungguhnya merupakan instrumen dalam membantu kata hati atau pikiran. Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh maka memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya dan ekplorasi terhadap lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang tuanya.
Menurut ahli psikologi, bahwa perkembangan pikiran terjadi paling pesat pada masa anak berumur 3-6 tahun Pada usia ini juga terjadinya pertumbuhan ”myelinization” (lapisan urat syaraf dalam otak yang terdiri dari bahan penyekat berwarna putih, yaitu myelin) secara sempurna. Lapisan urat syaraf ini membantu transmisi impul-impul syaraf secara cepat, yang memungkinkan pengontrolan terhadap kegiatan-kegiatan motorik lebih seksama dan efisien. Pada masa 6-12 tahun, anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis, dan menghitung). Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang maka perkembangan motorik anak sudah terkoordinasi dengan baik. Sesuai dengan perkembangan fisik (motorik) maka di kelas-kelas permulaan sangat tepat diajarkan :
1.        Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar
2.        Keterampilan dalam mempergunakan alat-alat olahraga
3.        Gerakan-gerakan untuk meloncat, berlari, berenang, dsb.
4.        Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan, ketertiban dan kedisiplinan.
D.      Dimensi Sosial Peserta Didik
Pemenuhan keinginan untuk saling bergaul sesasama peserta didik dan Pendidik serta orang lain. Dalam hal ini sekolah harus dipandang sebagai lembaga tempat para siswa belajar, beradaptasi, bergaul sesama teman yang berbeda jenis kelamin, suku bangsa, agama, status sosial dan kecakapan. Perkembangan sikap social didukung oleh perkembangan emosi dan proses berpikir yang semakin meningkat.
Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum. Dalam hal ini individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama memberikan dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat istiadat yang ada, sementara  komunitas (masyarakat) diperkaya oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu.
Apa yang diserap atau dipelajari individu dalam poroses interaksi dengan masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian pribadi dan sosial dengan cukup baik. Proses berikutnya yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma dan peraturan sosial kemasyarakatan. Setiap masyarakat biasanya memiliki aturan yang tersusun dengan sejumlah ketentuan dan norma atau nilai-nilai tertentu yang mengatur hubungan individu dengan kelompok.
E.       Dimensi Spiritual dan Intelektual Peserta Didik
1.        Dimensi Spiritual / Nurani (nalar hati)
Nurani  juga dapat dipandang sebagai bantuan bagi keinginan seseorang atau peserta didik. Nalar hati sering diidentikan dengan perasaan pribadi. Nurani memiliki nilai lebih dalam sifat-sifat kemanusiaan. Peserta didik merupakan makhluk yang memiliki energi spiritual. Sebagai makhluk spiritual, peserta didik memiliki jiwa dan sangat pribadi. Dimana, didalamnya terkandung sikap yang suci untuk saling mengasihi, membangun aspirasi dan harapan serta visi. Dimensi spiritual ini merupakan nilai kemanusiaan sejati. Dengan nilai-nilai spiritual itu pun peserta didik akan dapat mengenal diri sendiri. Satu hal yang tidak kalah penting dalam dimensi spiritual adalah kesadaran, sesuatu yang diidentifikasikan sebagai penembus semua lini kehidupan. Kesadaran peserta didik adalah hubungan mereka dengan dunianya, sementara kemampuan berpikir merupakan alat untuk membuat keputusan.
2.        Dimensi Intelektual atau Pikiran (nalar otak)
Pikiran juga dapat dipandang sebagai bantuan bagi keinginan seseorang atau peserta didik. Pikiran biasanya berupa kesadaran menggunakan pikiran, meski kadang-kadang tidak sama dengan apa yang diinginkan oleh nalar hati. Dalam kehidupan sehari-hari istilah pikiran sering dianggap identik dengan istilah penalaran, kecerdasan, intelegensi. Tetapi bisa pula diartikan bahwa pikiran adalah hasil kegiatan berfikir. Kegiatan berfikir menggunakan sarana atau alat yang disebut akal dan otak. Dengan demikian yang dimaksud dengan perkembangan pikiran adalah kemampuan berpikir manusia. Pada masa anak-anak pikiran telah nampak perkembangannya tahap demi tahap, ahli psikologi sepakat bahwa perkembangan pikiran terjadi paling pesat pada masa 3 samapai 6 tahun. Pada masa ini, pikiran anak-anak pada umumnya benar-benar telah jalan, misalnya ketika anak sedang berbicara dengan temannya. Dalam pembicaraan itu bisa terjadi tanya jawab yang dilakukan secara bersama, apa yang dilakukan anak memerlukan kerja pikiran, supaya pembicaraannya masuk akal dan tidak dikritik oleh teman-teman. Pada usia dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis, dan menghitung).
F.       Asumsi – Asumsi Perkembangan Peserta Didik
Pemahaman mengenai “perkembangan peserta didik” dan “tugas-tugas perkembangannya” merupakan instrumen untuk memberikan layanan kependidikan yang prima sesuai dengan tahap-tahap perkembangan mereka menurut usia atau jenjang persekolahan yang dijalaninya dalam melatih, mendidik, dan mengajar peserta didik sesuai dengan psikologi perkembangannya. Pemikiran nativisme mengatakan bahwa perkembangan anak atau peserta didik ditentukan oleh bawaannya sejak lahir.
Perkembangan anak merupakan fungsi dari faktor bawaan dan lingkungan. Ini dikemukakan oleh William Stern. Dijelaskan bahwa perkembangan anak ibarat bibit yang baik ditanam pada tempat yang cocok. Berarti, kombinasi yang kongruen antara pembawaan dan lingkungan menentukan perkembangan anak.
Perkembangan anak atau peserta didik merupakan fenomena buatan oleh karenanya proses pengembangan mereka harus dioptimasi. Pemikiran ini dianut oleh aliran empirisme. Jika peserta didik menerima layanan dari guru yang baik, belajar disekolah dengan fasilitas yang lengkap, dan lingkungan yang kondusif, perkembangan mereka akan menjadi optimal.
G.      Implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan
Peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Didalam proses belajar-mengajar, peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita dan memiliki tujuan dan kemudia ingin mencapainya secara optimal. Jadi dalam proses belajar mengajaryang perlu diperhatikan pertama kali adalah peserta didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain.
Karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah menengah adalah sebagai berikut: adanya kekurang seimbangan proporsi tinggi dan berat badan, mulai timbulnya ciri-ciri sekunder, timbulnya keinginan untuk mempelajari dan menggunakan bahasa asing, kecenderungan antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul dengan orang banyak serta antara keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua, senang membandingkan kaidah-kaidah, nilai-nilai etika, atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
Karakteristik tersebut menuntut guru untuk:
1.        Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi.
2.        Menyalurkan hobi dan minat siswa melalui kegiatan-kegiatan yang positif.
3.        Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil.
4.        Meningkatkan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa.
5.        Menjadi teladan atau contoh, serta Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh peserta didik sebagai subjek belajar :
1.      Mememahami dan menerima keadaan jasmani
2.      Memperoleh hubungan yang memuaskan dengan teman-teman sebayanya.
3.      Mencapai hubungan yang lebih “matang” dengan orang dewasa
4.      Mencapai kematangan Emosional
5.      Menujukepada keadaan berdiri sendiri dalam lapangan finansial.
6.      Mencapai kematangan intelektual
7.      Membentuk pandangan hidup
8.      Mempersiapkan diri untuk mendirikan rumah tangga sendiri.